Cerita Sangkuriang dan Asal-Usul Gunung Tangkuban Perahu



POKER88 Kisah ini berawal  dari seorang dewa dan seorang dewi yang sebab  kesalahan yang dibuatnya di kayangan, kesudahannya  harus menjalani hukuman di dunia. Keduanya dihukum untuk melakukan kebaikan dalam hidupnya di bumi dalam format  seekor babi hutan dan seekor anjing. Babi hutan jelmaan dewi itu mempunyai  nama  Wayung Hyang, sementara  anjing jelmaan dewa itu mempunyai nama Tumang. Wayung Hyang sebab dihukum sebagai babi hutan atau celeng, maka ia berjuang* melakukan sekian banyak  kebaikan di dalam suatu hutan. Sementara Tumang, sang anjing jelmaan dewa tersebut mengabdi sebagai anjing pemburu pada seorang raja yang mempunyai nama Sumbing Perbangkara.
Pada sebuah hari, raja Sumbing Perbangkara berburu ke hutan di ambang kerajaan. Di sebuah tempat yang dekat dengan lokasi tinggal babi hutan Wayung Hyang, Sumbing Perbangkara hendak sekali kencing. Ia lantas kencing dan tanpa sengaja, tertampung dalam suatu batok kelapa. Selang sejumlah saat, babi hutan Wayung Hyang yang sedang kehausan lantas meminum air kencing Sumbing Perbangkara. Siapa sangka, Wayung Hyang kesudahannya hamil.

Sumbing Perbangkara yang pada dasarnya memang suka berburu pulang ke hutan tersebut sesudah berbilang bulan, tepat ketika Wayung Hyang mencetuskan seorang bayi wanita yang paling cantik. Sumbing Perbangkara yang berburu kijang mendengar suara tangisan bayi. Ditemani anjing pemburunya Tumang, ia akhirnya mengejar bayi wanita yang tak lain ialah anaknya sendiri. Terpikat oleh kecantikan paras bayi itu, Sumbing Perbangkara membawanya kembali dan mengusungnya sebagai anak. Bayi perempuan tersebut kemudian diberi nama Dayang Sumbi.

Dayang Sumbi lantas semakin dewasa dan tumbuh menjadi seorang putri yang berparas elok. Kecantikan terdengar ke segenap penjuru kerajaan sampai didengar raja-raja dan semua pangeran. Dayang Sumbi diperebutkan. Perang besar terjadi di mana-mana. Merasa tidak nyaman dengan perang yang terjadi di mana-mana sebab memperebutkan dirinya, Dayang Sumbi akhir meminta untuk ayahnya raja Sumbing Perbangkara guna menyendiri dan pergi dari kerajaan. Sumbing Perbangkara kesudahannya mengijinkannya dan menyerahkan Tumang si anjing pemburu guna menemaninya. Dayang Sumbi bermukim di suatu pondok di ambang hutan. Dengan kehidupannya yang simpel tak seorangpun yang tahu bahwa ia ialah Dayang Sumbi yang diperebutkan tidak sedikit raja dan pangeran. Di pondok tersebut ia memenuhi kegiatannya dengan menenun.

Suatu hari, ketika menenun kain, Dayang Sumbi duduk di atas suatu bale-bale. Karena mengantuk, perangkat tenunnya yang dinamakan torak jatuh ke lantai. Dayang Sumbi merasa malas sekali mengambil torak itu, sampai-sampai ia bersumpah bahwa ia bakal menikahi siapapun yang mengambilkan torak tersebut untuknya. Tumang, anjing yang ditugaskan mendampingi Dayang Sumbi kesudahannya mengambilkan torak yang terjatuh tersebut dan menyerahkannya untuk Dayang Sumbi. Demi mengisi sumpah yang terlanjur diucapkannya, Dayang Sumbi akhir menikah dengan Tumang. 

POKERTERPERCAYA -  Raja Sumbing Perbangkara yang mengetahui urusan tersebut*akhirnya merasa paling malu. Putrinya yang cantik menikah dengan seekor anjing dan sekarang tengah berisi. Dayang Sumbi akhirnya dipisahkan ke hutan bersama-sama dengan Tumang. Tidak terdapat seorangpun yang tahu bahwa Tumang ialah jelmaan seorang dewa, kecuali Dayang Sumbi. Setiap malam purnama, Tumang bisa* menjelma menjadi seorang pria yang tampan.
Dayang Sumbi yang hamil akhirnya mencetuskan seorang putra yang tampan. Kulitnya putih dengan rambut lebat legam laksana arang. Dayang Sumbi memberinya nama Sangkuriang. Bayi tersebut kemudian tumbuh menjadi anak yang tangkas.

Sangkuriang sudah mulai mahir memanah, pada sebuah hari diminta ibunya guna berburu. Dayang Sumbi hendak sekali memakan hati rusa. Ditemani Tumang, Sangkuriang berburu di hutan. Di sebuah tempat, Sangkuriang menyaksikan babi hutan Wayung Hyang melintas. Ia segera membidikkan panahnya. Akan namun Wayung Hyang berlari dan bersembunyi dengan gesit. Sangkuriang menyuruh anjing pemburunya, Tumang untuk memburu babi hutan itu. Tumang yang mengetahui andai babi hutan tersebut bukan sembarang babi hutan tetapi jelmaan dewi yang mempunyai nama Wayung Hyang, menampik perintah Sangkuriang. Tumang, si anjing jelmaan dewa itu melulu duduk diam memandang Sangkuriang.

Sangkuriang paling marah untuk Tumang. Ia mengancam Tumang dengan menunjukkan anak panah pada Tumang. Tetapi, tanpa sengaja, ia mencungkil anak panah tersebut pada busurnya. Anak panah melesat dan menghunjam ke tubuh Tumang. Anjing jelmaan dewa tersebut tewas. Sangkuriang yang ketakutan bercampur putus harapan akhirnya memungut hati Tumang. Hati tersebut kemudian dibawanya kembali dan diserahkannya untuk* dayang Sumbi dengan menuliskan bahwa itu ialah hati rusa hasil buruannya.

Dayang Sumbi dengan gembira memasak hati itu, mereka ia santap dengan lahap. Setelah berlalu makan, Dayang Sumbi terkenang akan Tumang. Ia bertanya untuk Sangkuriang di mana anjing Tumang. Sangkuriang yang kesudahannya tidak dapat berkelit jujur mengakui bahwa Tumang sudah tewas sebab panahnya dan hatinya telah di berikan kepada ibunya guna dimasak.

Dayang Sumbi paling murka. Sangkuriang sudah membunuh ayah kandungnya sendiri. Ia lantas mengambil centong nasi dan memukul kepala Sangkuriang sampai terluka paling parah. Akan tetapi, luka di hati Sangkuriang lebih parah. Ia kesudahannya lari dari pondok mereka.  

IDNPOKER - Menyadari bahwa ia sudah melukai anaknya sendiri dan membuatnya lari, Dayang Sumbi kesudahannya merasa paling menyesal. Sangkuriang ialah putranya satu-satunya yang sudah menemaninya hidup di hutan bareng Tumang. Demi mendinginkan perasaannya, Dayang Sumbi kesudahannya bertapa. Dalam pertapaannya, Dayang Sumbi kemudian dianugerahkan umur panjang dan tahan lama muda. Semumur hidupnya, ia bakal tetap menjadi seorang perempuan yang cantik dan tak bakal pernah tampak tua.

Sementara itu, Sangkuriang yang lari dengan kepala terluka menjelajah ke mana-mana. Ia berguru dengan sejumlah orang sakti. Ia masuk hutan terbit hutan. Saat Sangkuriang sudah* menjadi pemuda digdaya dan perkasa, ia mengungguli semua makhluk-makhluk halus atau guriang yang ditemuinya dalam pengembaraan. Ia menaklukkan mereka dan dengan kesaktiannya menjadi tuan dari guriang-guriang itu.

Pada sebuah* ketika, dalam pengembaraannya Sangkuriang kesudahannya bertemu dengan Dayang Sumbi. Sangkuriang paling terpesona dengan keelokan Dayang Sumbi, kemudian*akhirnya jatuh cinta. Perasaan Sangkuriang berbalas. Dayang Sumbi pun terpikat oleh ketampanan Sangkuriang. Akhirnya, Sangkuriang berniat menikahi Dayang Sumbi.

Saat Dayang Sumbi menyisir rambut dan membereskan ikat kepala Sangkuriang, ia menyaksikan ada bekas luka yang paling besar. Setelah meneliti wajah Sangkuriang, barulah ia sadar bahwa ia bakal menikah dengan anak kandungnya sendiri. Sangkuriang sendiri tidak menduga bahwa Dayang Sumbi ialah* ibu kandungnya.

Dayang Sumbi akhirnya mengupayakan menjelaskan fakta bahwa Sangkuriang ialah* putranya. Tetapi Sangkuriang sudah kehilangan akal sehat. Sangkuriang tetap memaksa. Akhirnya Dayang Sumbi secara halus menghindari terjadinya perkawinan mereka. Ia meminta Sangkuriang membuatkannya sebuah telaga lengkap dengan perahunya dalam semalam. Untuk* Dayang Sumbi, ini ialah hal yang mustahil guna dapat dilaksanakan oleh Sangkuriang. Anak kandungnya tersebut tidak bakal sanggup mengisi persyaratan yang mintanya. Di luar sangkaan Dayang Sumbi, Sangkuriang menyanggupi permintaannya.

Malam itu, Sangkuriang bekerja keras menciptakan sebuah danau. Sangkurang menebang pohon, bekas pohon tebangannya itu pulang menjadi sebuah bukit yang sekarang dikenal sebagai Gunung Bukit Tunggul, sedangkan daun, ranting dan unsur kayu lainnya yang tidak terpakai ditumpuknya dan terbentuklah Gunung Burangrang. Ia sudah bekerja setengah* malam. Selanjutnya sesudah perahu selesai diciptakan Sangkuriang mulai menciptakan* danau. Sangkuriang, laksana pengerjaan perahu, mengerahkan makhluk halus guriang guna membantu. Melihat kondisi ini, Dayang Sumbi menjadi ketakutan. Akhirnya ia menebarkan kain-kain hasil tenunannya di arah timur. Ia memohon untuk Sang Hyang Tunggal supaya usaha Sangkuriang digagalkan. Doanya dikabulkan. Kain-kain tenunan Dayang Sumbi bersinar kemerah-merahan di ufuk timur. Ayam-ayam jantan lantas berkokok. Kemudian, makhluk-makhluk halus guriang yang menolong pekerjaan Sangkuriang membuat telaga mengira hari bakal segera pagi. Merekapun segera berlari dan bersembunyi masuk ke dalam tanah. Sangkuriang bermukim sendirian dengan kegiatan pembuatan telaga yang nyaris selesai. Sangkuriang merasa usahanya sudah* gagal. Ia menjadi marah sekali.
  
Sangkuriang mengamuk. Sumbat yang dibuatnya untuk menahan Sungai Citarum dibuangnya ke arah unsur timur dan menjadi Gunung Manglayang. Danau Talaga Bandung yang dibuatnya lantas menyurut. Lalu dengan sekali tendangan keras, perahu buatannya terlempar jauh dan tertelungkup. Dalam sekejap pulang menjadi Gunung Tangkuban Perahu. Sangkuriang memburu Dayang Sumbi yang melarikan diri. Ketika Dayang Sumbi nyaris terkejar oleh Sangkuriang di Gunung Putri, Dayang Sumbi memohon bantuan Sang Hyang Tunggal. Ia kesudahannya menjelma menjadi sekuntum bunga jaksi. Sangkuriang terus menggali Dayang Sumbi sampai sampai ke Ujung Berung dan tersesat ke alam gaib.    

Posting Komentar

0 Komentar