SEKILAS PANDANG SEJARAH JAWARA DI BUMI BANTEN



BANGSAPOKER88TERPERCAYA - Jika di sebut nama jawara, maka biasanya imajinasi orang langsung tertuju pada sosok yang berkopeah hitam (peci) berbaju hitam dan celana hitam gombrong sebatas mata kaki dan sudah pasti dengan sebilah golok terselip dipinggang. Sosok jawara ini di identikkan dengan seseorang yang menyukai kekerasan dan terkesan negative. Karena kalau seseorang memiliki masalah atau perselisihan dengan jawara ini kerap diselesaikan dengan cara-cara kekerasan fisik. Maka sebisa mungkin orang menghindari berurusan dengan para jawara ini. Tapi pertanyaanya bagaimana asal-usul munculnya sosok jawara di banten ini? apakah benar mereka suka dengan kekerasan dan menyelesaikan segala perkara dengan kekerasan? ada baiknya sedikit penulis selayang pandang kisah para jawa di bumi banten. Seperti banyak ditulis oleh para ahli sejarah, kehadiran para jawara ini tidak terlepas dari usaha para kyai dalam berjuang melawan penjajah, terutama kompeni belanda yang sudah masuk ke banten sekitar abad ke 15, tepatnya pada tanggal 23 juni 1590, di bawah pimpinan cornelis de hotuman. Bukan hanya belanda beberapa bangsa tercatat pernah datang ke banten. Seperti portugis, spanyol, inggris dan jepang. Kedatangan mereka kesini untuk membeli rempah-rempah yang memiliki harga tinggi di pasar eropa karena kekayaan dan kemakmuran itulah banten menjadi daerah rebutan. Belanda adalah bangsa yang paling lama menguasai daerah ini. Awalnya kedatangan mereka untuk membeli rempah dengan harga murah tapi lama kelamaan mereka memonopoli perniagaan rempah. Tentu saja nafsu serakah bangsa belanda ini tidak disukai oleh penduduk setempat terutama para elit penguasa yang merasa status quonya diintervensi. Bersumber dari rasa tidak puas ini penduduk mulai bangkit berontak dan melawan kesewenang wenangan kompeni belanda, yang dipimpin para kiyai yang notabene sekaligus elit penguasa lokal, mengapa demikian? Karena para penguasa banten ini yang di sebut sultan dulunya parah mubaligh yang mampu mengalahkan kekuasaan kerajaan siliwangi yang kekuasaanya meliputi wilayah tanggerang banten sampai lampung. Para sultan atau para kiai ini dalam memimpin gerakan social selalu dikawal atau didampingi oleh para santrinya. Para kiai biasanya memiliki dua kelompok santri. Kelompok santri yang pertama memiliki potensi atau kemampuan yang lebih dalam bidang ilmu agama yang kelak kemudian menjadi penerus dakwah islamiyah. Sedangkan kelompok santri yang kedua adalah santri yang memiliki bakat bela diri dan kemampuan kanuragan ( ilmu kekebalan dan kesaktian lainnya yang pada perkembangan berikutnya dinamakan para jawara.


Mengapa Para Jawara Berkonotasi Negatif?

Setelah kekuasaan banten dihapuskan oleh daendels, maka seluruh tantanan social menjadi chaos dan bangrut. Di tengah suasana yang kacau balau inilah para kitai yang dibantu santri jawara melakukan gerakan, perlawanan secara radikal. Seperti ditulis dalam sejarah, pemberontakan, penyamunan, pembegalan, dan pembunuhan sering dialami kompeni belanda, dan ternyata yang melakukan pemberontakan bukah hanya dari kalangan kiai tapi juga dilakukan oleh para elit lokal yang kehilangan hak hak kebangsawanannya.
Kerap para elit local ini bekerjasama dengan para bandit dan perampok yang sesungguhnya, dengan tujuan menciptakan ketidaknyamanan dikalangan orang-orang belanda. Namun sekitar tahun 1880-an yang muncul adalah para perampok dan bandit saja yang tanpa pilihbulu melakukan aksinya seperti yang ditulis Dr. Mufti ali dalam bukunya " Sejarah banten-membangun tradisi dan peradaban" kondisi ini dimanfaatkan oleh pemerintah colonial untuk menjatuhkan citra para pejuang atau jawara, yang mencap mereka sebagai ongredeldhden (pemberontak), woelingen (pengacau) onrust (pembuat onar).

Konotasi negative yang dialamatkan pada para jawara terus berlanjut, seperti yang ditulis dalri sumber yang lain bahwa kata jawran singkatan dari " jalema wani rampog" ( orang berani merampok ) atau "jalma wani rahul " ( orang berani bohong ). Seorang residen banten F.G putman creamer tahun 1931, melaprokan bahwa golongan jawara berasal dari apa yang disebut orok lanjang yang ada di distrik menes tadinya organisasi ini bertujuan untuk saling tolong menolong, misalnya kalau ada yang mau hajatan mereka membantu dalam penyelengarannya. Lama kelamaan organisasi ini tumbuh keluar wilayah menes dan menjadi organisasi yang wajib diundang jika ada mau hajatan. Jika tidak mereka akan membubarkan hajatan tersebut dan selanjutnya organisasi ini menjadi anggota tukang pukul yang disebut jawara, konon kelompok ini sangat ditakuti masyarakat menurut residen banten ini tahun 1916 kaum pangreh praja jika datang ke yang hajatan mesti membawa senjata api karena khawatir diganggu kelompok jawara. Yang pada akhirnya nilai-nilai luhur yang diemban para jawara dalam memperjuangkan kebebasan bangsa ini terkontaminasi oleh segelintir perilaku para bandit dan para begal, yang terlanjur dinamakan jawara.

















AGEN POKER UANG ASLI

Posting Komentar

0 Komentar